Fira OS ditanamkan di lini Zap 6 yang baru luncur hari ini. Polytorn Power, Polytron Note, Polytron Cleo, Polytron Posh, dan Polytron Posh Note. Roberto Hartono, Direktur Fira OS menerangkan bahwa experience sistem operasi mobile ini sedikit berebeda. Mulai dari UI atau antar muka hingga fitur di dalamnya yang dipersiapkan cukup matang.
Dari segi desain antar muka, Fira OS tampak seperti Android. Namun Fira OS memiliki perbedaan yang cukup menarik. Di bagian widget, Fira OS menampilkan nomor handphone yang terpasang di ponsel dan jumlah pulsanya sekaligus.
Fira OS
Polytron ZAP 6 Series
Fitur utamanya antara lain, user interface khas Fira, Fira check pulsa berupa aplikasi bawaan yang secara sistematis dan terintegrasi untuk mengetahui sisa pulsa, Fira Pay sebagai fitur pembayaran, Fira Directory untuk mendapatkan informasi lokasi dan kontak, Fira Store sebagai fitur belanja yang juga bisa dipakai untuk bayar listrik dan isi pulsa, Fira ID, smart calling dan sejumlah fitur lainnya. “Kalau bapak beli Xiaomi kalau pernah coba ya, kan ada browser, video, musik, tapi di Indonesia itu enggak jalan semua.” ungkap Roberto menceritakan inspirasi awal pembuatan Fira OS ini.
Di sinilah Fira OS melihat celah untuk bermain, dengan meluncurkan fitur-fitur macam, Fira Pay, Fira Store, hingga konten multimedia Fira TV. Fira Pay ini nantinya akan kerjasama dengan retail Seven Eleven. Oleh karena itu pengguna Fira OS yang memiliki Fira Pay akan mudah melakukan pembayaran via ponsel. Caranya hanya dengan scanning bar code.
Fira Store juga dikemas untuk memenuhi kebutuhan pengguna lokal dalam membayar tagihan seperti, pulsa, token PLN, sampai rencanannya nanti pembayarn tiket kereta api dan pesawat terbang.
Bahkan Roberto optimis bila Fira OS akan menjadi contoh sistem operasi mobile asli Indonesia. “kemarin di 2015 akhir, kita didatangi PT. Surveyer Indonesia. Kita sudah ceritakan dan terngkan bagaimana Fira dan Android itu berjalan dengan baik. Menurut info yang kami dengar, itu standar yang kita lakukan di Fira akan dijadikan contoh untk semua software developer di Indonesia untuk kaitannya tentang TKDN.” terang Roberto. Bahkan Roberto tidak menutupi jika vendor global sempat mendekati Fira
Post a Comment